TEMPO.CO, Jakarta
- Penyebaran virus hepatitis ternyata masih menjadi masalah utama di
Indonesia. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan berdasarkan
penelitian terakhir Indonesia masih tergolong negara endemis tinggi.
Sebanyak 9 dari 100 atau sekitar 25 juta penduduk Indonesia terinfeksi
hepatitis.
"Indonesia saat ini masih menjadi negara dengan hepatitis terbesar nomor dua di antara negara South-East Asia Regional Office (SEARO),"
kata Nafsiah di kawasan Monas Jakarta, Ahad, 8 September 2013. SEARO
terdiri dari 11 negara yaitu Bangladesh, Bhutan, The Democratic People
Republic of Korea, India, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand,
Timor-Leste dan Indonesia
Menurut Nafsiah, tingginya angka pengidap hepatitis ini disebabkan
masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih. Kebiasaan
masyarakat buang air besar di sembarang tempat menjadi salah satu
penyebab berjangkitnya hepatitis. Selain itu masih banyak masyarakat
yang tak terlalu peduli dengan kebersihan alat masak, dan kebiasaan
memakai jarum suntik yang tak steril.
Nafsiah mengakui besarnya pengidap hepatitis juga disebabkan belum
meratanya pemberian imunisasi hepatitis pada bayi yang lahir. Saat ini
belum semua bayi lahir mendapatkan imunisasi hepatitis. Dia mencontohkan
di Nusa Tenggara Timur sebanyak 27 persen bayi tak mendapatkan
imunisasi hepatitis. "Meski pemerintah sudah menyiapkan imunisasi, tapi
masih banyak ibu melahirkan yang tak peduli dan memenuhi kebutuhan
imunisasi bayi," kata Nafsiah.
Untuk mencegah meluasnya penyebaran Hepatitis, Kementerian Kesehatan
kata Nafsiah terus mengintensifkan pemberian imunisasi hepatitis pada
bayi. Setiap petugas di dinas kesehatan dan puskesmas diminta aktif
melakukan penyuluhan tentang pentingnya mencegah hepatitis. Kemenkes
juga terus melakukan skrining donor darah. "Saya juga ingatkan petugas
kesehatan agar terus melakukan kampanye guna meningkatkan pengetahuan
dan kepedulian masyarakat terutama meningkatkan perilaku hidup bersih."
Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes, Slamet,
mengatakan berdasarkan penelitian Kemenkes, 50 persen penderita
hepatitis B dan C di Indonesia diperkirakan akan berkembang menjadi
gangguan hati kronis. Sedangkan 10 persennya berpotensi berkembang
menjadi kanker hati. Berdasarkan data lapangan Kemenkes pada 2007 sampai
2012 penderita hepatitis B melebihi 31 persen. Sedangkan peningkatan
penderita hepatitis dari 2.000 hingga 2012 mencapai 80 persen.
Hepatitis merupakan masalah kesehatan yang paling umum di negara
berkembang yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A, E
sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun penderita
hepatitis jenis ini biasanya bisa sembuh. Sedangkan hepatitis B dan C
bisa ditularkan melalui kontak langsung yang dapat menjadi kronis dan
menyebabkan kanker hati. Sedangkan Hepatitis D mengenai mereka yang
menderita hepatitis B.
IRA GUSLINA SUFA
Credit : http://www.tempo.co/read/news/2013/09/08/060511386/25-Juta-Penduduk-Indonesia-Terpapar-Hepatitis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar