Rabu, 11 Desember 2013

Ingin Hidup Lebih Panjang? Ini Makanan Wajib

Ingin Hidup Lebih Panjang? Ini Makanan Wajib
Deep-fried Seabass with Mango Salad, salah satu menu di Manggo Tree Bistro. Deep Fried Sea Bass berbahan dasar daging ikan kakap yang dibalut kulit risoles. Sentuhan salad mangga yang disajikan terpisah memperkaya lapisan rasa dalam makanan ini. TEMPO/Jacky Rachmansyah


TEMPO.CO, Washington - Asam lemak mempengaruhi DNA manusia. Omega-3, salah satu jenis asam lemak, bisa membantu melawan efek penuaan pada tingkat molekuler. Jika efek utama penuaan sedang kuat, kita berharap omega-3 dapat membantu memperpanjang hidup. Hal ini diperkuat omega 3 yang dikenal memiliki efek perlindungan pada jantung. Omega-3 ini banyak terkandung pada ikan. Banyaknya pil minyak ikan yang muncul di pasaran tampaknya tidak berbuat banyak untuk mencegah penyakit jantung.

Harvard School of Public Health dan University of Washington meneliti hal ini lebih mendalam. Mereka menganalisis data dari 2.700 orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia di atas 64. Semua awalnya dalam kondisi sehat, dengan berbagai proporsi omega-3 dalam darah mereka. Selama 16 tahun, orang-orang ini menjalani tes darah dan dipantau dengan beragam evaluasi kesehatan. Para peneliti membandingkan kandungan awal omega-3 dan berapa panjang usia peserta. Mereka juga meminta peserta menghitung berapa ikan yang mereka konsumsi. Sebagai catatan, para peserta ini tak ada satu pun yang mengkonsumsi suplemen omega-3.

Hasilnya, risiko kematian bagi mereka yang memiliki kandungan omega-3 tinggi dalam darah turun 27 persen dari risiko kematian secara keseluruhan dibanding mereka dengan kandungan omega-3 rendah. Bagi pemakan ikan, risiko kematian karena penyakit jantung juga 35 persen lebih rendah. Rata-rata umur mereka juga 2,2 tahun lebih panjang dibanding dengan mereka yang tidak menyantap ikan.

Jenis omega-3 yang dikenal sebagai DHA dikaitkan dengan 40 persen penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner. Terutama terkait dengan penurunan kematian yang disebabkan oleh aritmia. Sedangkan omega-3 jenis EPA memiliki hubungan yang sangat kuat untuk penurunan risiko serangan jantung fatal.

Kandungan omega-3 dalam darah mereka tidak dihasilkan dari proses metabolisme, tapi dari asupan makanan. Peneliti tidak melihat asal omega-3 ini dari makanan selain ikan. Para peserta mengaku banyak menyantap ikan. Konsumsi ikan yang cukup adalah dua porsi ikan per pekan.

Dengan hasil penelitian ini, peneliti mendorong agar orang lebih banyak mengkonsumsi ikan. Penelitian yang bertajuk "Plasma Phospholipid Long-Chain Omega-3 Fatty Acids and Total and Cause-Specific Mortality in Older Adults" ini diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine.

NUR ROCHMI | THE ATLANTIC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar