TEMPO.CO, Oxford - Para peneliti akhirnya menemukan kenapa tubuh perlu waktu yang lama untuk pulih dari jet lag.
Gabungan peneliti dari University of Oxford, University of Notre Dame
dan Hoffman La Roche Foundation, berhasil mengidentifikasi mekanisme
yang membatasi tubuh untuk menyesuaikan terhadap pola perubahan cahaya
dan gelap.
Hampir semua kehidupan di Bumi memiliki siklus tubuh sirkadian yang membuat kita berdetak pada siklus 24 jam.
Berbagai aktivitas tubuh seperti tidur dan makan dengan menyesuaikan
siklus terang dan gelap dalam matahari. Ketika kita bepergian ke zona
waktu yang berbeda, maka tubuh kita akhirnya menyesuaikan dengan waktu
setempat. Namun penyesuaian ini butuh waktu hingga sehari.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Dr Stuart Peirson dan Profesor
Russell Foster dengan percobaan pada tikus menemukan, pada mamalia ritme
sirkadian dikendalikan oleh area otak yang disebut suprachiasmatic nucleus (SCN). Melalui mata, area ini menerima informasi dari cahaya yang masuk dan menyesuaikan dengan waktu setempat.
Para peneliti mengidentifikasi 100 gen yang diaktifkan sebagai
respons terhadap cahaya. Di antara 100 gen itu, peneliti menemukan satu
molekul yang mengerem proses penyesuaian ini. Molekul itu diberi nama
SIK1. "Kami telah mengidentifikasi sistem yang aktif mencegah siklus
tubuh dari penyesuaian," kata Dr Peirson, Jumat (30/8).
Russel Foster menyatakan, temuan ini bisa membuat mekanisme jet lag
dipahami dan bisa mengantar ke penemuan obat jet lag. "Ini masih
beberapa tahun lagi untuk bisa menemukan obat jet lag," ujarnya.
Nur Rochmi | sciencedaily
Nur Rochmi | sciencedaily
Tidak ada komentar:
Posting Komentar